![]() |
Penulis : Novear Ario |
ADA APA DENGAN NEGERI INI
Ada apa dengan negeri ini, Nafsu ingin memiliki terus menggerogoti. Konspirasi mafia bersatu dengan politisi betul-betul menyengsarakan rakyat.
Belum habis wabah Covid-19 menyerang negeri ini, masyarakat dibatasi untuk melakukan aktivitas di luar rumah, sehingga meruntuhkan perekonomian. Pemerintah mewajibkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi.
Tak hanya dua kali vaksin, wabah Covid-19 varian baru terus bermunculan. Covid-19 varian Omicron di dunia terus bertambah. Masyarakat pun diwajibkan untuk vaksin ketiga kalinya (booster).
Ditambah langka dan mahalnya harga minyak goreng di tanah air. Ribuan rakyat antri untuk bisa membeli 1-2 liter minyak goreng seharga Rp.14 ribu. Dimana Indonesia nomor satu penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
![]() |
Antrian minyak goreng |
Apalagi saat ini pemerintah cabut peraturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan akan menyengsarakan rakyat kalangan menengah ke bawah.
Harga minyak goreng meroket di pasaran. Kebijakan ini sangat menyengsarakan rakyat menengah ke bawah. Ibu-ibu menjerit, terutama saat banyak keluarga di Indonesia terkena PHK dan dirumahkan akibat pandemi Covid-19.
Rakyat bingung karena sebelumnya minyak goreng langka tapi sekarang stoknya melimpah namun harganya melonjak gila-gilaan. Artinya selama ini memang ada mafia yang bermain minyak goreng.
Sementara kelapa sawit di Indonesia ini, sebagian besar ditanam di tanah milik negara. Perusahaan-perusahaan diberi HGU, maka mereka punya konsesi tanah. Mereka tebang pohon-pohon hutan sebagai paru-paru dunia.
Hasilnya berbentuk kayu glondongan sampai kayu olahan mereka jual, untuk menambah pundi-pundi kekayaan. Akibatnya daerah disekitarnya banyak terkena bencana banjir dan longsor.
Kebebasan terus berlanjut, pemerintah memberikan lahan HGU kepada pengusaha asing, mereka tanam kelapa sawit. Bahkan ada perusahaan yang dapat konsesi puluhan hingga ratusan Hektar. Total ratusan ribu bahkan jutaan Hektar dari beberapa perusahaan asing yang diberi konsesi dan/atau HGU. Luas sekali memang...
Kelapa sawit tumbuh, panen, diolah dan dijual menjadi minyak goreng sampai ke negara lain. Perusahaan-perusahaan ini dapat penghasilan trilyunan rupiah
![]() |
Antrian minyak goreng kemasan |
Lantas!! bagaimana dengan rakyat Indonesia, kok bisa-bisanya harga minyak goreng untuk penduduk Indonesia dijual 20-30ribu per kg??? Miriss ...
Kelapa sawit ditanam di tanah negara, Perusahaan dikasih banyak fasilitas dan kemudahan, tapi saat mereka jualan untuk rakyat Indonesia mereka jual mahal. Ini sesuatu yang tidak benar. Ada apa??!!.
Memang aneh jika Indonesia kalah dengan negara Malaysia dalam hal harga minyak goreng. Kenapa Malaysia bisa harganya lebih murah? Apalagi kita ini adalah negara produsen minyak sawit nomor satu di dunia sejak bertahun-tahun lalu.
Aneh kalau minyak goreng kita bisa langka dan kalaupun ada justru harganya meroket. Bila kita tahu betapa lucunya urusan ini. Perusahaan-perussahaa itu dikasih tanah, juga dikasih kemudahan kebijakan, fasilitas dan kemudahan oleh pemerintah.
Ada apa dengan negeri ini, di Malaysia saja minyak goreng subsidi itu hanya 8.500/kg harganya. Tapi di negeri ini ?
Lucunya lagi, pemerintah malah menalangi dengan alasan mensubsidi minyak gorengini agar bisa dibeli murah oleh rakyat. Kok lucu! Lagi-lagi pakai uang negara. Kenapa Negara tidak paksa saja perusahaan-perusahaan pemegang konsesi tanah negara ribuan hektar supaya menjual murah bagi rakyat
Sungguh sempurna kejahatan di era kini !!!.
Ditambah lagi baru-baru ini terjadi kelangkaan BBM jenis Solar, setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) terlihat banyak kendaraan truk yang masih mengantri hingga 2 KM.
![]() |
Antrian BBM jenis solar |
Rakyat kembali bertanya-tanya ada apa terjadi dengan negeri ini, minyak goreng langka, pasokan BBM solar berkurang, hingga semua bahan pokok yang menguasai hajat hidup orang banyak kembali naik meroket.
Fenomena ini sering terjadi dikala ummat Islam menyambut ibadah sucinya di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Minyak goreng dan solar yang juga Bahan Bakar Minyak (BBM) sering berulah. Akibatnya terjadinya antrian ditempat penjualan sembako tampak antri.
Lengkap sudah penderitaan rakyat Indonesia. Semoga ini tidak lagi terjadi pada tahun-tahun berikutnya.