PADANG, MuraiNews.com -- Proxy War salah satu senjata untuk merusak dan melumpuhkan kekuatan sebuah bangsa. Dalam proxy war, tidak bisa terlihat siapa lawan dan siapa kawan. Salah satunya senjata dalam proxy war adalah Narkotika.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi saat menerima kunjungan ramah tamah Kepala BNN RI di Auditorium Gubernuran Kamis (10/2/2022).
"Ancaman bahaya narkotika bisa menjadi instrumen untuk proxy war atau perang baru yang modern. Karena lebih murah, tidak kentara, apalagi saat ini sudah masuk dunia generasi bangsa," ungkap Mahyeldi.
Menurutnya bahaya Narkoba sudah didepan mata. Kejahatan narkotika ini tidak hanya bermotif bisnis ilegal namun sudah merambah ke dalam motif membiayai kejahatan terorisme
"Ini sangat membahayakan bagi generasi bangsa, kita harus segera bertindak disemua lini," ucapnya.
Untuk itu Gubernur Mahyeldi serius dalam mengupayakan penanggulangan narkoba melalui pencegahan, pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi, yang dilakukan melalui perkembangan teknologi informasi.
Gubernur mengungkapkan, perlu adanya edukasi terkait penyalahgunaan narkotika ini. Menurutnya, narkotika dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.
"Sekarang generasi muda kita banyak yang terlibat narkotika baik sebagai pemakai ataupun sebagai pengedar. Tentunya hal ini harus kita tangani, karena menyangkut amanat dari presiden untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas tahun 2045 yang akan datang," paparnya.
Mahyeldi berpesan kepada seluruh lapisan masyarakat dan jajaran Pemprov Sumbar untuk bersama memberantas dan menangani hal tersebut.
Sementara itu, Kepala BNN RI Komjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose mengatakan seiring dengan perkembangan teknologi, sifat dan karakteristik perang telah bergeser. Perang masa kini yang terjadi dan perlu diwaspadai oleh Indonesia, salah satunya adalah proxy war.
"Ancaman narkoba sudah sangat serius, sudah ada dalam taraf merugikan keutuhan bangsa dan menjadi senjata "Proxy War", ujar Petrus Reinhard Golose dalam paparannya.
Menurutnya Narkoba telah menjadi senjata atau proxy perang dalam gerakan sebuah bangsa. Oleh karena itu, Petrus mengajak semua elemen bangsa bersatu menyatakan perang terhadap narkoba.
"Lawan narkoba, perang total terhadap narkoba. Ini adalah perang kita semua," serunya.
Ia menyebutkan dari hasil operasi pemeriksaan pada tahun 2021, gabungan antara BNN, Polri, telah ditemukannya lebih dari 11 ton metamfetamin yang telah disita. Sementara BNN sendiri sebesar 3,3 ton.
"Waspadalah, Narkoba ada dimana-mana. Ini yang membuat kami ingin mencanangkan sosialisasi terkait narkotika hingga ke desa-desa, termasuk di Sumbar," tuturnya.
Terakhir ia menyampaikan, untuk merangkul orang-orang yang terkena narkotika, dengan merehabilitasi mereka, sehingga mereka bisa berkarya seperti yang lainnya.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua DPRD Irsyad Syafar, Kepala BNNP Sumbar, Brigjen Pol Khasril Arifin, Forkopimda, Bupati Walikota se Sumbar, Rektor perguruan tinggi dan Niniak Mamak serta pemuka masyarakat. (nov)