Jam Gadang Bukittinggi. (foto : nov) |
BUKITTINGGI, murainews.com -- Liburan panjang sering dimanfaatkan masyarakat maupun wisatawan untuk mengunjungi objek wisata Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Bukittinggi sejak lama memang menjadi favorit wisatawan, secara topografi kota tersebut berada di ketinggian sehingga pemandangan alamnya sangat memukau. Kota wisata itu memang selalu menjadi lokasi menarik saat musim liburan.
Menurut pantauan murainews.com di lapangan, pengunjung memadati sejumlah destinasi wisata di Bukittinggi, terutama di Jam Gadang yang merupakan icon Bukittinggi.
Mulai dari pukul 8.30 WIB para pengunjung sudah mulai memadati Jam Gadang, namun sayang banyak pengunjung tidak memakai masker dan tanpa menjaga jarak.
Padahal banyak spanduk pengunjung wajib pakai masker dan tetap dengan pengawasan kepada pengunjung untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes). Di sekitar lokasi.
Setelah dikonfirmasi salah satu petugas Satpol PP Bukittinggi mengatakan, bahwa petugas selalu menegur pengunjung yang tidak pakai masker.
"Namun setelah kita tegur, pengunjung beralasan karena ingin berfoto makanya lepas masker," kata petugas Satpol PP yang tidak mau disebut namanya.
Risiko penularan Covid-19 di tempat wisata seperti Jam Gadang bisa memicu meningkatnya kasus Covid-19, karena banyaknya kerumunan.
Kemudian murainews.com mencoba mewawancarai salah satu pengunjung berasal dari Bandung, Herman (42) mengatakan, di Indonesia, puncak kasusnya belum terlewati, masih terlalu gegabah kalau semua sektor pariwisata dibuka kalau para pengunjung tidak disiplin dengan protokol Covid-19.
"Paling tidak, ini yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah," ucapnya.
Selain memperketat protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan, ia mengatakan pemerintah daerah juga perlu melakukan pengawasan di daerah yang rawan penularan Covid-19.
"Tingkat kesadaran masyarakat kan berbeda satu sama lain. Ada yang disiplin ada yang tidak. Untuk masyarakat yang belum sadar itu, tindakan oleh pemerintah yang diandalkan termasuk protokol penegakan," ungkapnya.
Pemerintah daerah yang memiliki otoritas, aturan, hingga aparat seharusnya memperketat pengawasan terhadap protokol kesehatan di tempat wisata. (nov)