Selama PPKM, UMKM di Padang Mengeluh Omsetnya Turun Drastis - MuraiNews | Informasi Dari Kita untuk Kita
arrow_upward
settings_brightness
Wagub Sumbar Audy Joinaldy berikan arahan pelaku UMKM di Kantor Gubernur, Kamis (5/8/2021). foto : nov


PADANG -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menemui Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, mengeluh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat dirasakan dampaknya.

Perpanjangan PPKM itu menjadi sulit bagi masyarakat yang bergerak di UMKM untuk meningkatkan roda ekonomi mereka. Sebab, mereka tidak bisa lagi mendagangkan barang-barangnya mengingat harus mengikuti aturan PPKM.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy melakukan pertemuan dengan pelaku UMKM Padang di ruang rapat Kantor Gubernur, Kamis (5/8/2021).

"Jelas PPKM ini sangat terpengaruh dengan income di masyarakat kita, yang paling terdampak adalah UMKM," kata Audy Joinaldy.

Orang nomor dua di Sumbar itu mengatakan, Pandemi Covid-19 bukan saja berdampak pada sektor ketahanan kesehatan nasional. Pandemi juga berimbas terhadap ketahanan ekonomi nasional dan masyarakat.


"Hampir semua negara terhimbas Pandemi Covid-19, termasuk Indonesia mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 kemarin, terkontraksi minus 2,07 persen," ucapnya.

Menurut dia, perpanjangan PPKM itu menjadi sulit bagi masyarakat yang bergerak di UMKM untuk meningkatkan roda ekonomi mereka. Sebab, mereka tidak bisa lagi mendagangkan barang-barangnya mengingat harus mengikuti aturan PPKM.

Tentunya hal tersebut membuat banyak UMKM yang mengalami keluh kesah lantaran pendapatan merekan terus menurun.

"Saya sering keliling sendirian, usai Magrib kunjungi para pedagang untuk menanyakan keadaan mereka, memang terlihat sepi," ungkapnya.

Untuk itu, Audy ingin membantu promosikan usaha dari pelaku UMKM terkena dampak PPKM ini. Dengan metode penjualan lewat kanal daring telah diadopsi, Ikhsan mengatakan pelaku usaha tetap akan kesulitan mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.

"Solusinya penjualan lewat metode take away dan online. Kita akan bantu promosikan. Walaupun metode take away dan online tidak bisa menggantikan dine-in," tukasnya.

Sebagai pengusaha Audy merasakan betul bahwa menjadi pengusaha kecil dan menengah saat ini tidaklah mudah. Karena pengusaha kecil dan menengah hampir mayoritas mengandalkan transaksi langsung dalam sebuah market space atau pasar.

Pada kesempatan itu, salah satu pemilik pedagang kuliner bernama Sarah yang sehari-hari berjualan menggunakan gerobak secara keliling, sempat terkena razia penegak Perda AKB merasa dirinya tidak dapat keadilan dalam berdagang.

"Sebenarnya Kami sedang berusaha bangkit. Dengan kebijakan ini, omzet bisa turun drastis, jangankan untuk mencari Rp.100ribu perhari, untuk mencari Rp.20ribu saja susah didapatkan. Bahkan kami pulang saja tidak ada membawa hasil," ujarnya terbata bata sedih.

Dia mengaku penjualan macet total dan tidak berharap mendapatkan bantuan, asalkan bisa berdagang seperti biasa.

"Kami berharap sistem PPKM yang masih memberi kesempatan bagi pelaku UMKM untuk tetap bergerak," pintanya.

Pedagang minuman dan ayam goreng di kawasan tugu gempa Iwan mengatakan bahwa, kebijakan ini sangat menekan pelaku UMKM. 

"Kami banyak mengalami kerugiaan, kebijakan dari pemerintah kurang efektif yang membatasi jam utuk jualan," tuturnya.

Ia menyebutkan selama PPKM kegiatan jual beli tidak berjalan karena waktu diberikan terlalu singkat. Hingga pendapatan dagang semenjak kebijakan tersebut mengalami penurunan. (nov)

Selama PPKM, UMKM di Padang Mengeluh Omsetnya Turun Drastis

Thursday, August 5, 2021 : 3:13:00 PM
Wagub Sumbar Audy Joinaldy berikan arahan pelaku UMKM di Kantor Gubernur, Kamis (5/8/2021). foto : nov


PADANG -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menemui Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy, mengeluh kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat dirasakan dampaknya.

Perpanjangan PPKM itu menjadi sulit bagi masyarakat yang bergerak di UMKM untuk meningkatkan roda ekonomi mereka. Sebab, mereka tidak bisa lagi mendagangkan barang-barangnya mengingat harus mengikuti aturan PPKM.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy melakukan pertemuan dengan pelaku UMKM Padang di ruang rapat Kantor Gubernur, Kamis (5/8/2021).

"Jelas PPKM ini sangat terpengaruh dengan income di masyarakat kita, yang paling terdampak adalah UMKM," kata Audy Joinaldy.

Orang nomor dua di Sumbar itu mengatakan, Pandemi Covid-19 bukan saja berdampak pada sektor ketahanan kesehatan nasional. Pandemi juga berimbas terhadap ketahanan ekonomi nasional dan masyarakat.


"Hampir semua negara terhimbas Pandemi Covid-19, termasuk Indonesia mengalami resesi. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 kemarin, terkontraksi minus 2,07 persen," ucapnya.

Menurut dia, perpanjangan PPKM itu menjadi sulit bagi masyarakat yang bergerak di UMKM untuk meningkatkan roda ekonomi mereka. Sebab, mereka tidak bisa lagi mendagangkan barang-barangnya mengingat harus mengikuti aturan PPKM.

Tentunya hal tersebut membuat banyak UMKM yang mengalami keluh kesah lantaran pendapatan merekan terus menurun.

"Saya sering keliling sendirian, usai Magrib kunjungi para pedagang untuk menanyakan keadaan mereka, memang terlihat sepi," ungkapnya.

Untuk itu, Audy ingin membantu promosikan usaha dari pelaku UMKM terkena dampak PPKM ini. Dengan metode penjualan lewat kanal daring telah diadopsi, Ikhsan mengatakan pelaku usaha tetap akan kesulitan mempertahankan bisnis dalam jangka panjang.

"Solusinya penjualan lewat metode take away dan online. Kita akan bantu promosikan. Walaupun metode take away dan online tidak bisa menggantikan dine-in," tukasnya.

Sebagai pengusaha Audy merasakan betul bahwa menjadi pengusaha kecil dan menengah saat ini tidaklah mudah. Karena pengusaha kecil dan menengah hampir mayoritas mengandalkan transaksi langsung dalam sebuah market space atau pasar.

Pada kesempatan itu, salah satu pemilik pedagang kuliner bernama Sarah yang sehari-hari berjualan menggunakan gerobak secara keliling, sempat terkena razia penegak Perda AKB merasa dirinya tidak dapat keadilan dalam berdagang.

"Sebenarnya Kami sedang berusaha bangkit. Dengan kebijakan ini, omzet bisa turun drastis, jangankan untuk mencari Rp.100ribu perhari, untuk mencari Rp.20ribu saja susah didapatkan. Bahkan kami pulang saja tidak ada membawa hasil," ujarnya terbata bata sedih.

Dia mengaku penjualan macet total dan tidak berharap mendapatkan bantuan, asalkan bisa berdagang seperti biasa.

"Kami berharap sistem PPKM yang masih memberi kesempatan bagi pelaku UMKM untuk tetap bergerak," pintanya.

Pedagang minuman dan ayam goreng di kawasan tugu gempa Iwan mengatakan bahwa, kebijakan ini sangat menekan pelaku UMKM. 

"Kami banyak mengalami kerugiaan, kebijakan dari pemerintah kurang efektif yang membatasi jam utuk jualan," tuturnya.

Ia menyebutkan selama PPKM kegiatan jual beli tidak berjalan karena waktu diberikan terlalu singkat. Hingga pendapatan dagang semenjak kebijakan tersebut mengalami penurunan. (nov)