![]() |
Presiden RI Joko Widodo |
PADANG, murainews.com -- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, menggelar Rapat Paripurna Istimewa dengan agenda mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 76 Kemerdekaan RI tahun 2021.
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi - Audy Joinaldy, mendengarkan pidato kenegaraan dalam rangka Peringatan Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, bersama Forkopimda, Sekda Sumbar dan para pejabat eselon II dilingkungan pemprov Sumbar, Senin (16/8/2021) di ruang rapat utama Gedung DPRD Provinsi Sumbar.
Rapat Paripurna Istimewa digelar dalam tiga sesi yakni untuk mendengarkan pidato Presiden RI pada Sidang Tahunan MPR RI tahun 2021, kemudian pidato kenegaraan Presiden RI dalam rangka HUT ke-76 Kemerdekaan RI pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI serta pidato Presiden RI dalam rangka penyampaian pengantar/keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN tahun anggaran 2022.
Rapat paripurna DPRD Provinsi Sumbar dalam rangka mendengarkan pidato kenegaraan HUT Kemerdekaan RI tersebut dipimpin langsung Ketua DPRD Provinsi Sumbar, Supardi.
Presiden RI menghadiri acara tersebut dengan menggunakan pakaian adat Suku Baduy merupakan suku asli Sunda Banten. Agenda sidang dilaksanakan dalam dua sesi. Pertama, dimulai pada pukul 09.00 WIB dan dilanjutkan pada pukul 11.00 WIB. Selain itu Presiden Jokowi hanya akan menyampaikan Pidato Kenegaraan sebanyak dua kali, satu pada sesi pertama dan satunya pada sesi kedua.
Pidato kenegaraan yang disampaikan Jokowi di antaranya membahas tentang dampak Covid-19 yang mengakibatkan berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi. Banyak kemunduran negara - negara maju terpapar Covid-19.
"Hampir satu setengah tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Banyak hal yang bisa dipelajari di tengah pandemi Covid-19. Krisis ini ibarat api, kalau bisa kita hindari," kata Jokowi saat pidato kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR, Senin (16/8).
"Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi," lanjutnya.
Jokowi menjelaskan pandemi Covid-19 memang menyakitkan yang bisa menimbulkan dampak negatif, tetapi sekaligus juga memberikan pelajaran bagi bangsa ini untuk saling kompak menguatkan.
Menurutnya, pemerintah ingin pandemi ini menerangi untuk mawas diri, memperbaiki diri, hingga menguatkan diri dalam menghadapi tantangan masa depan.
"Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya," jelasnya.
Selain berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi saat ini, Presiden mengatakan semua pilar kehidupan dan kekuatan masyarakat diuji serta diasah pandemi.
"Kita diuji, seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan yanh semakin berat. Butuh ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan juga diuji dan sekaligus diasah untuk bisa diatasi bersama," ungkap Presiden RI.
Salah satu pelajaran yang didapat melalui kondisi pandemi adalah terkait penggunaan teknologi. Pandemi dinilai membuat Indonesia dapat menerobos cara baru dalam bekerja. (nov)