MENTAWAI, murainews.com -- Usaha pengelolaan ikan kering menjadi sangat penting bagi masyarakat Dusun Bose, Desa Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Pasalnya di Dusun Bose masih terkendala karena tidak adanya pabrik es yang digunakan untuk pengawetan ikan sementara. Sehingga masyarakat nelayan Dusun Bose lebih memilih untuk menjadikan ikan hasil tangkapan menjadi ikan kering.
Ikan kering dari Dusun Bose banyak diminati oleh konsumen karena rasanya enak dan tidak terlalu asin.
Terutama sekali ikan yang diolah menjadi ikan kering merupakan ikan baru hasil tangkapan nelayan. Hal ini disebabkan juga karena kendala sulitnya mendapatkan es dan juga kesulitan memasarkannya.
Sementara itu, kesulitan lain bagi masyarakat nelayan Dusun Bose yaitu jarak tempuh melaut nelayan. Hal ini juga disebabkan tranportasi nelayan masih menggunakan mesin pompong, jadi nelayan yang melaut tidak berani terlalu jauh ke tengah.
"Harapan saya, Desa Sikabaluan hendaknya lebih diperhatikan dan didukung oleh pemerintah untuk memberikan bantuan kepada nelayan berupa mesin tempel 4 PK, saya berharap Dusun Bose khususnya dan Desa Silabaluan pada umumnya dapat menjadi daerah sentral penghasil ikan kering" harap Afrijon.(31/03/2021).
"Tahun 2021 ini Dinas Perikanan memberikan bantuan kepada nelayan berupa bantuan alat penjemuran ikan kering bagi 10 keluarga," ujar Afrijon menyampaikan.
"Bumdes Desa Muara Sikabaluan siap menampung ikan kering Bose dalam jumlah yang banyak, Bumdes juga memiliki target dalam sebulannya 1,2 ton ikan kering," tutur Kepala Desa yang penuh inovasi ini.
"Namun target tersebut belum bisa tercapai akibat nelayan tidak berani melaut ke daerah yang lebih jauh karena mesin yang kurang mendukung," imbuhnya lagi menambahkan keterangan.
Selain itu masyarakat nelayan Dusun Bose ini kerap dihadapkan dengan persoalan kesulitan pengeringan ikan jika hujan. Jika ikan hasil tangkapan nelayan ini tidak dikeringkan, akan mengakibatkan ikan tersebut menjadi busuk dan tidak bisa dikomsumsi.
Hal ini yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan lebih cendrung diolah menjadi ikan kering. Sedangkan di Dusun Bose juga kesulitan untuk mendapatkan es batu yang bisa digunakan untuk mengawetkan ikan sementara waktu.
Masyarakat nelayan berharap adanya solusi dari pemerintah bagaimana cara mengeringkan ikan hasil tangkapan nelayan disaat hujan.
Masyarakat nelayan Dusun Bose ini juga berharap adanya bantuan dari pemerintah berupa mesin pengering ikan sebagai alat pengganti untuk mengeringkan ikan disaat hujan.
Meskipun masih banyak kendala yang belum teratasi, namun Kepala Desa Sikabaluan, Afrijon tetap semangat dengan rencana menjadikan Dusun Bose sebagai sentral penghasil ikan kering yang berkualitas.
Kepala Desa Sikabaluan juga menerangkan di Dusun Bose, Desa Sikabaluan ini memiliki 40 kepala keluarga yang berprofesi sebagai nelayan penghasil ikan kering dari total jumlah penduduk sebanyak 70 kepala keluarga.
Setiap nelayan rata-rata bisa menghasilkan produksi ikan kering sebanyak 30-50 kg. Sehingga penghasilan masyarakat pengelola ikan kering berkisar 1,3-2 juta rupiah tiap bulannya.
Saat yang sama, Afrijon juga mengatakan Dusun Bose baru saja menerima bantuan perumahan nelayan sebanyak 40 unit, Senen (29/03/2021). Perumahan ini diperuntukkan bagi masyarakat nelayan aktif di Dusun Bose. (JJ)