Gubernur Sumbar : Dinas Kesehatan di Daerah Gerak Cepat Kirimkan Spesimen Tes Covid-19 Secara Massif Warganya - MuraiNews | Informasi Dari Kita untuk Kita
arrow_upward
settings_brightness
Gubernur Sumbar Vidcon bersama Kadis Kesehatan se Sumbar (foto:nov)

PADANG, murainews.com -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan, kasus Corona atau COVID-19 di provinsinya memasuki face puncak. Secara umum penanganan Covid-19 sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

"Meski pun hingga kini masih cenderung ada peningkatan kasus positif Corona di Sumbar dan setelah itu diharapkan terus turun," Kata gubernur Sumbar pada Rapat Koordinasi Kepala Dinas Kesehatan se Sumatera Barat, melalui Vidcon tadi siang, Kamis (14/5/2020).

Menurutnya, tugas besar saat ini adalah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 melalui local transmission atau penyebaran lokal di Sumbar. Walaupun ada peningkatan kasus positif di Sumbar. Itu berarti ditemukan orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai COVID-19

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengaku optimistis kurva kasus Covid-19 di wilayahnya bisa segera selesai dalam waktu dekat ini. Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, ada 3 daerah yang negatif kasus Covid-19 atau menjadi zona hijau yaitu Sawahlunto, Sijunjung, dan Kota Solok.

"Untuk itu, melalui dinas kesehatan di Kabupaten Kota bisa bergerak cepat untuk melakukan pemeriksaan massif kepada para warganya," ucap Irwan Prayitno.


Selain itu, dia menyatakan klaster-klaster penyebaran Covid-19 di daerah-daerah lainnya di Sumbar juga saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Menurutnya, laju penyebaran Covid-19 di Sumbar berhasil ditekan dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemeriksaan secara massif.

Walaupun ada peningkatan kasus positif di Sumbar. Ini berarti ditemukan orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai COVID-19 ini

"Coba bayangkan kalau orang tanpa gejala tidak teridentifikasi, berapa banyak orang-orang akan terinfeksi oleh mereka sehingga kasus semakin membesar," ucapnya.

Ia menjelaskan hingga saat ini jumlah pasien positif COVID-19 di Sumbar sebanyak 72,6 persen merupakan orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) dan hanya 27,4 persen pasien dalam pengawasan (PDP) yang berada di rumah sakit.


Artinya data ini memperlihatkan ada upaya serius Sumbar untuk mendeteksi sebanyak mungkin OTG dan ODP karena mereka adalah sumber penular

5. Menurut gubernur, jika ada daerah yang pelit mengirim tes SWAB-nya ke Laboratarium Kesehatan RS Unand Padang, berarti kepala daerahnya adalah sosok yang jahat.

Karena ingin daerahnya zero positif Covid-19, sehingga kepala daerahnya enggan mengirim tes SWAB serta melakukan tracking terhadap warganya. Padahal, seluruh pembiayaan tes SWAB menjadi tanggung jawab pemprov, sebut gubernur.

"Padahal pembiayaan pemeriksaan tes SWAB gratis, tidak dipunggut bayaran. Kok masih ada kepala daerahnya enggan periksa SWAB," katanya.

Menurut gubernur, jalan pikiran kepala daerah itu, harus diluruskan oleh kepala dinas kesehatan. Sebab, jika dibiarkan, wabah virus corona di daerah tersebut bakal banyak merenggut nyawa masyarakat, karena penanganannya sudah terlambat. Dan ini akan dipertanggung jawabkan kepala daerah bersangkutan kepada Allah SWT.

Karena itu, gubernur mengajak seluruh kadiskes seluruh daerah di Sumbar, harus pro aktif dalam melakulan tracking terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan kasus positif Covid-19 sambil diambil tes SWAB mereka.

Gubernur mempertanyakan, bagaimana penularan Covid-19 bakal habis di Sumbar, jika cara berpikir di antara kepala daerah banyak yang salah.

"Saya berharap kepala dinas kesehatan bisa mengatasi semua ini, agar Covid-19 di Sumbar cepat berakhir," tegas gubernur.  (nov)

Gubernur Sumbar : Dinas Kesehatan di Daerah Gerak Cepat Kirimkan Spesimen Tes Covid-19 Secara Massif Warganya

Thursday, May 14, 2020 : 9:33:00 PM
Gubernur Sumbar Vidcon bersama Kadis Kesehatan se Sumbar (foto:nov)

PADANG, murainews.com -- Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyatakan, kasus Corona atau COVID-19 di provinsinya memasuki face puncak. Secara umum penanganan Covid-19 sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

"Meski pun hingga kini masih cenderung ada peningkatan kasus positif Corona di Sumbar dan setelah itu diharapkan terus turun," Kata gubernur Sumbar pada Rapat Koordinasi Kepala Dinas Kesehatan se Sumatera Barat, melalui Vidcon tadi siang, Kamis (14/5/2020).

Menurutnya, tugas besar saat ini adalah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 melalui local transmission atau penyebaran lokal di Sumbar. Walaupun ada peningkatan kasus positif di Sumbar. Itu berarti ditemukan orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai COVID-19

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengaku optimistis kurva kasus Covid-19 di wilayahnya bisa segera selesai dalam waktu dekat ini. Dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, ada 3 daerah yang negatif kasus Covid-19 atau menjadi zona hijau yaitu Sawahlunto, Sijunjung, dan Kota Solok.

"Untuk itu, melalui dinas kesehatan di Kabupaten Kota bisa bergerak cepat untuk melakukan pemeriksaan massif kepada para warganya," ucap Irwan Prayitno.


Selain itu, dia menyatakan klaster-klaster penyebaran Covid-19 di daerah-daerah lainnya di Sumbar juga saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Menurutnya, laju penyebaran Covid-19 di Sumbar berhasil ditekan dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemeriksaan secara massif.

Walaupun ada peningkatan kasus positif di Sumbar. Ini berarti ditemukan orang-orang yang berpotensi menularkan sehingga bisa diputus mata rantai COVID-19 ini

"Coba bayangkan kalau orang tanpa gejala tidak teridentifikasi, berapa banyak orang-orang akan terinfeksi oleh mereka sehingga kasus semakin membesar," ucapnya.

Ia menjelaskan hingga saat ini jumlah pasien positif COVID-19 di Sumbar sebanyak 72,6 persen merupakan orang dalam pemantauan (ODP) dan orang tanpa gejala (OTG) dan hanya 27,4 persen pasien dalam pengawasan (PDP) yang berada di rumah sakit.


Artinya data ini memperlihatkan ada upaya serius Sumbar untuk mendeteksi sebanyak mungkin OTG dan ODP karena mereka adalah sumber penular

5. Menurut gubernur, jika ada daerah yang pelit mengirim tes SWAB-nya ke Laboratarium Kesehatan RS Unand Padang, berarti kepala daerahnya adalah sosok yang jahat.

Karena ingin daerahnya zero positif Covid-19, sehingga kepala daerahnya enggan mengirim tes SWAB serta melakukan tracking terhadap warganya. Padahal, seluruh pembiayaan tes SWAB menjadi tanggung jawab pemprov, sebut gubernur.

"Padahal pembiayaan pemeriksaan tes SWAB gratis, tidak dipunggut bayaran. Kok masih ada kepala daerahnya enggan periksa SWAB," katanya.

Menurut gubernur, jalan pikiran kepala daerah itu, harus diluruskan oleh kepala dinas kesehatan. Sebab, jika dibiarkan, wabah virus corona di daerah tersebut bakal banyak merenggut nyawa masyarakat, karena penanganannya sudah terlambat. Dan ini akan dipertanggung jawabkan kepala daerah bersangkutan kepada Allah SWT.

Karena itu, gubernur mengajak seluruh kadiskes seluruh daerah di Sumbar, harus pro aktif dalam melakulan tracking terhadap orang-orang yang pernah kontak dengan kasus positif Covid-19 sambil diambil tes SWAB mereka.

Gubernur mempertanyakan, bagaimana penularan Covid-19 bakal habis di Sumbar, jika cara berpikir di antara kepala daerah banyak yang salah.

"Saya berharap kepala dinas kesehatan bisa mengatasi semua ini, agar Covid-19 di Sumbar cepat berakhir," tegas gubernur.  (nov)