Puncak Penyebaran Covid-19 di Sumbar Diprediksi saat Bulan Ramadhan - MuraiNews | Informasi Dari Kita untuk Kita
arrow_upward
settings_brightness


PADANG, murainews.com -- Bulan Ramadhan diprediksi puncak penyebaran virus corona (Covid-19) di Sumatera Barat (Sumbar) akan terjadi pada 24 hingga 27 Mei 2020.  waktu puncak tersebut bertepatan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hidjriah. Pasalnya para perantau sudah dipastikan akan mudik lebaran ke kampung halaman.

Menurut Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit di ruang kerjanya, Kamis (2/4/2020), Sumbar akan dibanjiri oleh para perantau untuk pulang ke daerah asalnya, perlu diantisipasi agar penyebaran virus corona tidak masuk ke Sumbar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Nasrul Abit meminta seluruh pihak untuk semakin meningkatkan kewaspadaan. Khususnya dalam hal pengawasan terhadap para pendatang yang masuk ke Sumbar. Peran aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, petugas kesehatan, BPBD, Satpol PP setempat, termasuk masyarakat.

"Tadi kita sudah lakukan rapat terbatas dengan gubernur melalui video conference bersama Bupati Walikota se Sumbar, bagaimana untuk menghadapi semua masalah ini. Kita harus kompak dan satu komando yaitu ada di BPBD yang menginformasikan setiap protokol dan perkembangan tentang pengendalian situasi," ujar Nasrul Abit.


Langkah antisipasi tersebut di antaranya berupa pengetasan pengawasan di daerah perbatasan. Tak hanya jalur darat, namun jalur udara yang masuk melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) juga harus semakin diperketat. Di samping itu, ujar Nasrul, social distancing dan physical distancing juga harus benar-benar diterapkan di tengah-tengah masyarakat.

"Untuk itu, berbagai langkah antisipasi harus sudah mulai disiapkan dari sekarang,” kata Nasrul Abit.

Menyiapkan sebanyak-banyaknya rumah sakit rujukan untuk menangani pasien positif atau suspect corona. Semua ini sebagai langkah untuk menghambat  penyebaran virus corona.

Pemerintah Sumbar sudah berkoordinasi dengan kabupaten kota menyediakan rumah sakit untuk Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yaitu 15 RSUD kabupaten kota, 2 RSUD provinsi dan satu rumah sakit Semen Padang. Sebagai rumah sakit rujukan adalah RSUP dr. M. Djamil Padang, rumah sakit dr. Achmad Muchtar dan rumah sakit Unand.

Sementara untuk karangtina ODP dan PDP adalah asrama diklat BPSDM Sumbar, gedung UPTD Balaikop, asrama diklat Balpelkes, asrama diklat PPSDM Bukittinggi, asrama haji Padang, gedung UPTD BPP, gedung ITC UPTD BPTSD dinas perternakan, asrama BLK Padang Panjang dan asrama BLK Payakumbuh.

"Itu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan sekarang, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, biar bagaimanapun, kami tidak bisa melarang pemudik masuk ke Sumbar," ungkapnya.

Namun setiap pihak bisa mengawasi para pemudik yang masuk ke Sumbar, sehingga mereka benar-benar melakukan isolasi mandiri, sesuai aturan yang telah ditetapkan.

"Untuk itu, dalam hal ini kerja sama berbagai pihak amat diperlukan. Kalau semua pihak melakukan tugasnya dengan baik, maka insya Allah masa puncak Covid-19 tidak akan terjadi di Sumbar," ucapnya.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat, khususnya para pemudik yang pulang ke Sumbar untuk disiplin (terbuka) dengan kondisi kesehatannya. Dan apabila ada pemudik yang tidak terdaftar di perbatasan, segera melapor ke petugas terkait. Transparansi dan keterusterangan, menurutnya adalah kunci penting dalam menghadapi pandemik corona.

"Jangan takut dan lalu untuk mengakui positif Covid-19, karena ini bukan aib. Jika merasa ada gejala, segeralah periksakan diri ke rumah sakit. Dengan berterus-terang, kita membantu menekan penyebaran virus corona di Minangkabau," tuturnya. (nov)

Puncak Penyebaran Covid-19 di Sumbar Diprediksi saat Bulan Ramadhan

Thursday, April 2, 2020 : 10:58:00 PM


PADANG, murainews.com -- Bulan Ramadhan diprediksi puncak penyebaran virus corona (Covid-19) di Sumatera Barat (Sumbar) akan terjadi pada 24 hingga 27 Mei 2020.  waktu puncak tersebut bertepatan Hari Raya Idul Fitri 1441 Hidjriah. Pasalnya para perantau sudah dipastikan akan mudik lebaran ke kampung halaman.

Menurut Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit di ruang kerjanya, Kamis (2/4/2020), Sumbar akan dibanjiri oleh para perantau untuk pulang ke daerah asalnya, perlu diantisipasi agar penyebaran virus corona tidak masuk ke Sumbar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Nasrul Abit meminta seluruh pihak untuk semakin meningkatkan kewaspadaan. Khususnya dalam hal pengawasan terhadap para pendatang yang masuk ke Sumbar. Peran aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten kota, petugas kesehatan, BPBD, Satpol PP setempat, termasuk masyarakat.

"Tadi kita sudah lakukan rapat terbatas dengan gubernur melalui video conference bersama Bupati Walikota se Sumbar, bagaimana untuk menghadapi semua masalah ini. Kita harus kompak dan satu komando yaitu ada di BPBD yang menginformasikan setiap protokol dan perkembangan tentang pengendalian situasi," ujar Nasrul Abit.


Langkah antisipasi tersebut di antaranya berupa pengetasan pengawasan di daerah perbatasan. Tak hanya jalur darat, namun jalur udara yang masuk melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) juga harus semakin diperketat. Di samping itu, ujar Nasrul, social distancing dan physical distancing juga harus benar-benar diterapkan di tengah-tengah masyarakat.

"Untuk itu, berbagai langkah antisipasi harus sudah mulai disiapkan dari sekarang,” kata Nasrul Abit.

Menyiapkan sebanyak-banyaknya rumah sakit rujukan untuk menangani pasien positif atau suspect corona. Semua ini sebagai langkah untuk menghambat  penyebaran virus corona.

Pemerintah Sumbar sudah berkoordinasi dengan kabupaten kota menyediakan rumah sakit untuk Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yaitu 15 RSUD kabupaten kota, 2 RSUD provinsi dan satu rumah sakit Semen Padang. Sebagai rumah sakit rujukan adalah RSUP dr. M. Djamil Padang, rumah sakit dr. Achmad Muchtar dan rumah sakit Unand.

Sementara untuk karangtina ODP dan PDP adalah asrama diklat BPSDM Sumbar, gedung UPTD Balaikop, asrama diklat Balpelkes, asrama diklat PPSDM Bukittinggi, asrama haji Padang, gedung UPTD BPP, gedung ITC UPTD BPTSD dinas perternakan, asrama BLK Padang Panjang dan asrama BLK Payakumbuh.

"Itu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan sekarang, sebagai antisipasi penyebaran virus corona, biar bagaimanapun, kami tidak bisa melarang pemudik masuk ke Sumbar," ungkapnya.

Namun setiap pihak bisa mengawasi para pemudik yang masuk ke Sumbar, sehingga mereka benar-benar melakukan isolasi mandiri, sesuai aturan yang telah ditetapkan.

"Untuk itu, dalam hal ini kerja sama berbagai pihak amat diperlukan. Kalau semua pihak melakukan tugasnya dengan baik, maka insya Allah masa puncak Covid-19 tidak akan terjadi di Sumbar," ucapnya.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat, khususnya para pemudik yang pulang ke Sumbar untuk disiplin (terbuka) dengan kondisi kesehatannya. Dan apabila ada pemudik yang tidak terdaftar di perbatasan, segera melapor ke petugas terkait. Transparansi dan keterusterangan, menurutnya adalah kunci penting dalam menghadapi pandemik corona.

"Jangan takut dan lalu untuk mengakui positif Covid-19, karena ini bukan aib. Jika merasa ada gejala, segeralah periksakan diri ke rumah sakit. Dengan berterus-terang, kita membantu menekan penyebaran virus corona di Minangkabau," tuturnya. (nov)