NASRUL ABIT : JANGAN ADA MURID YANG DURHAKA PADA GURUNYA, ITU DOSA BESAR
PADANG, murainews.com -- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengajak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk berperan aktif dalam mendukung program Pemerintah dalam membentuk karakter generasi muda yang memiliki ahlakul karimah.
Sebuah ungkapan "guru adalah orang tua kedua di sekolah". Ungkapan tersebut rasanya tak berlebihan karena seorang gurulah yang mendidik, membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan, seharusnya anak didik hormat dan ta’at maka kepada gurunya.
Pernyataan itu dikemukakan Wagub Nasrul Abit, saat membuka Konferensi Provinsi PGRI Sumbar tahun 2019, bertema "Mewujudkan PGRI Sebagai Organisasi Profesi dan Perannya dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Abad ke 21" di Kyriad Bumiminang Hotel Padang, Sabtu (7/12/2019). Di hadapan peserta konferensi PGRI yang berjumlah 366 dari seluruh kabupaten kota se Sumbar.
"Saya sangat marah, apabila ada murid yang tidak menghormati gurunya. Melawan dengan guru adalah dosa besar," ungkap Nasrul Abit.
Nasrul minta sebaiknya seorang murid harus merendahkan diri kepada gurunya dan beradab baik kepada guru. Jangan ada lagi murid pukul gurunya, untuk itu perlu di sekolah program pembentukan karakter.
"Durhaka kepada orang tua dosanya bisa terhapus oleh taubat, tapi durhaka kepada Gurumu tidak ada satupun yang dapat menghapusnya (kecuali ridho dari guru)," ucapnya.
Selain itu Wagub Sumbar mengatakan, PGRI adalah mitra strategis pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memajukan dunia pendidikan, PGRI diharapkan dapat mengambil bagian untuk bersinergi dalam upaya menyiapkan tenaga pengajar guna membantu anak-anak bangsa meraih prestasi yang membanggakan terutama untuk generasi muda yang kurang mampu.
Wagub Sumbar meminta seluruh kepala sekolah di wilayahnya agar peka terhadap kondisi para anak didiknya. Mereka diminta memastikan, tidak ada siswa yang putus sekolah karena masalah biaya.
"Tidak boleh ada anak yang putus sekolah di Sumbar karena masalah biaya. Apa pun alasanya atau siapa pun dia, karena saat ini biaya sekolah sudah digratiskan, kalau ada yang putus sekolah jemput anaknya ke rumah," tegasnya.
Pada abad 21 ini memasuki era revolusi industri 4.0, khususnya dunia pendidikan, pihak sekolah, guru dan siswa hidup dalam dunia digital yang serba maju. Dalam kaitan ini, keberadaan dan peran guru menjadi amat penting agar melek pada literasi digital.
"Mau tidak mau, suka tidak suka jaman ini masuk dalam lingkup kehidupan kita, jadi persiapkan diri kita untuk sistem digital ini, tentu di dalam dunia pendidikan, persoalan kita tidak hanya anak didiknya yang dikuatkan, juga gurunya, pemerintah harus persiapkan SDM untuk era 4.0 ini," kata Nasrul Abit.
Sebagai penutup Wagub Sumbar pada Konferensi Provinsi PGRI, pemilihan pemimpin organisasi PGRI harus mengerti dengan dunia pendidikan.
"Dalam musyawarah untuk aklamasi memilih ketua, jangan ada yang merasa kecewa karena kalah. Mudah-mudahan acara ini sukses dan bisa membawa dunia pendidikan Sumbar lebih berprestasi," tutupnya. (nov)
PADANG, murainews.com -- Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengajak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk berperan aktif dalam mendukung program Pemerintah dalam membentuk karakter generasi muda yang memiliki ahlakul karimah.
Sebuah ungkapan "guru adalah orang tua kedua di sekolah". Ungkapan tersebut rasanya tak berlebihan karena seorang gurulah yang mendidik, membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan, seharusnya anak didik hormat dan ta’at maka kepada gurunya.
Pernyataan itu dikemukakan Wagub Nasrul Abit, saat membuka Konferensi Provinsi PGRI Sumbar tahun 2019, bertema "Mewujudkan PGRI Sebagai Organisasi Profesi dan Perannya dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Abad ke 21" di Kyriad Bumiminang Hotel Padang, Sabtu (7/12/2019). Di hadapan peserta konferensi PGRI yang berjumlah 366 dari seluruh kabupaten kota se Sumbar.
"Saya sangat marah, apabila ada murid yang tidak menghormati gurunya. Melawan dengan guru adalah dosa besar," ungkap Nasrul Abit.
Nasrul minta sebaiknya seorang murid harus merendahkan diri kepada gurunya dan beradab baik kepada guru. Jangan ada lagi murid pukul gurunya, untuk itu perlu di sekolah program pembentukan karakter.
"Durhaka kepada orang tua dosanya bisa terhapus oleh taubat, tapi durhaka kepada Gurumu tidak ada satupun yang dapat menghapusnya (kecuali ridho dari guru)," ucapnya.
Selain itu Wagub Sumbar mengatakan, PGRI adalah mitra strategis pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten kota untuk memajukan dunia pendidikan, PGRI diharapkan dapat mengambil bagian untuk bersinergi dalam upaya menyiapkan tenaga pengajar guna membantu anak-anak bangsa meraih prestasi yang membanggakan terutama untuk generasi muda yang kurang mampu.
Wagub Sumbar meminta seluruh kepala sekolah di wilayahnya agar peka terhadap kondisi para anak didiknya. Mereka diminta memastikan, tidak ada siswa yang putus sekolah karena masalah biaya.
"Tidak boleh ada anak yang putus sekolah di Sumbar karena masalah biaya. Apa pun alasanya atau siapa pun dia, karena saat ini biaya sekolah sudah digratiskan, kalau ada yang putus sekolah jemput anaknya ke rumah," tegasnya.
Pada abad 21 ini memasuki era revolusi industri 4.0, khususnya dunia pendidikan, pihak sekolah, guru dan siswa hidup dalam dunia digital yang serba maju. Dalam kaitan ini, keberadaan dan peran guru menjadi amat penting agar melek pada literasi digital.
"Mau tidak mau, suka tidak suka jaman ini masuk dalam lingkup kehidupan kita, jadi persiapkan diri kita untuk sistem digital ini, tentu di dalam dunia pendidikan, persoalan kita tidak hanya anak didiknya yang dikuatkan, juga gurunya, pemerintah harus persiapkan SDM untuk era 4.0 ini," kata Nasrul Abit.
Sebagai penutup Wagub Sumbar pada Konferensi Provinsi PGRI, pemilihan pemimpin organisasi PGRI harus mengerti dengan dunia pendidikan.
"Dalam musyawarah untuk aklamasi memilih ketua, jangan ada yang merasa kecewa karena kalah. Mudah-mudahan acara ini sukses dan bisa membawa dunia pendidikan Sumbar lebih berprestasi," tutupnya. (nov)