PADANG -- Pengurus daerah IPDI (Ikatan Perawat Dialisis Indonesia) wilayah Sumatera Barat gelar Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional (PITNAS) ke-XXVII pada tanggal 14-16 November 2019, di Pangeran Beach Hotel, Padang.
Simposium bertema, "Peningkatan Kompetensi Perawat Dialisis Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dialisis Terkini," dibuka oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit secara resmi di Pangeran Beach Hotel, Jumat (15/11/2019).
Diawal sambutannya, Wagub Sumbar Nasrul Abit mengatakan pihaknya menyambut baik kegiatan PITNAS ke-XXVII tingkat nasional diselenggarakannya di Padang Sumatera Barat (Sumbar)
Wagub Sumbar Nasrul Abit menilai kenaikan BPJS Kesehatan sebesar 100% sangat memberatkan masyarakat dan sekaligus mempengaruhi APBD Sumbar 2020 kedepan. Untuk itu dengan kenaikan BPJS harus diikuti oleh perbaikan manajemen dan pelayanan.
"Mudah-mudahan kenaikan ini bisa mendorong pelayanan kesehatan di masyarakat jauh lebih baik. Itu yang diharapkan masyarakat, terutama dibagian kelas III BPJS kesehatan," ungkap Nasrul Abit.
Selama ini banyak masyarakat mengeluhkan pelayanan rumah sakit, salah satunya ada keluhan baru empat hari dirawat sudah disuruh pulang, walaupun masih dalam perawatan. Kalau sudah clear dari pihak BPJS baru bisa masuk lagi.
"Ini jelas memberatkan si pasien. Selain itu pasien pun harus membeli obat di luar, dengan alasan obatnya tidak tersedia di Rumah Sakit," ucapnya.
Wagub Sumbar Nasrul Abit menegaskan dari pertemuan ini, Ia meminta agar perawat dan dokter rumah sakit tidak membeda-bedakan pasien, karena setiap penyakit yang ditangani BPJS akan dilayani sampai tuntas.
Saat ini di Sumbar ada 75 rumah sakit yang terdiri dari 32 rumah sakit pemerintah dan 43 rumah sakit swasta, terletak di 19 Kabupaten Kota di Sumbar. Beberapa rumah sakit yang terancam tidak bisa kerjasama dengan BPJS kesehatan, bahkan ada yang sudah putus kerjasamanya.
Bahkan rumah sakit itu banyak melayani pasien Hemodialisa, tentunya ini sangat memberatkan bagi pasien penderita sakit ginjal yang butuh cuci darah dan penyakit kronis lainnya.
"Untuk itu saya minta semua pihak bisa untuk mencari terobosan baru, untuk penderita pasien gagal ginjal, cuci darah dan penyakit kronis lainnya, karena mereka sangat tergantung dengan mesin hemodialisa," tutur Nasrul Abit.
"Saya sangat berharap sekali, jangan sampai pasien penyakit gagal ginjal dan kronis lain terhenti dalam pelayanan kesehatan (BPJS), saya minta Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan Instansi terakhir dapat memantau, agar hak-haknya jangan sampai terabaikan," tambahnya.
Selain itu Ns.Hilma, S.Kep selaku ketua panitia yang juga menjabat sebagai ketua PD- IPDI Sumbar menjelaskan acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional (PITNAS) ke-XXVII bertujuan untuk meningkatkan kompetensi perawat dialisis dan meningkatkan kualitas pelayanan dialisis terkini yang dihadiri lebih kurang 1200 peserta dari perawat dialisis se Indonesia.
"Dalam pertemuan ilmiah tahunan ini, kita membahas tentang kompetensi perawat dialisis sesuai dengan tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas, mengharuskan perawat sebagai pemberi pelayanan yang terbaik dan mampu berfikir kritis serta cerdas untuk mencapai pelayanan keperawatan yang profesional," jelas Hilma.
Menurut Hilma, seluruh peserta adalah tenaga medis yang berkecimpung dalam penyakit ginjal dan dialisis. Bahkan peserta perawat pun juga terlibat dalam unit cuci darah di instansinya masing-masing.
"Kita ingin meningkatkan kualitas pelayanan dokter dan perawat dalam bidang hipertensi, penyakit ginjal, dan cuci darah, maka dari itu kita berkumpul disini, bisa memberikan masukan inovasi dalam peningkatan kualitas pelayanan dialisis terkini," tutupnya. (nov)