PADANG -- Pembangunan kesehatan dan pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di bidang kesehatan tantangan pembangunan yang dihadapi antara lain adalah adanya kesehatan dalam derajat kesehatan masyarakat dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu (antar wilayah, kelompok masyarakat dan tingkat sosial ekonomi).
Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam pembukaan Kongres Nasional (KONAS) Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) ke-XVIII di Hotel Grand Inna Padang, Kamis (24/10/2019).
Menurut Wagub Sumbar, untuk membangun kesehatan di Sumbar perlu dilakukan akslerasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam mendukung penguatan pelayanan kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
"Melalui KONAS ke XVIII ini, saya berharap PERHATI-KL dapat benar-benar dirasa manfaat keberadaannya oleh anggota dan masyarakat dengan berkontribusi nyata untuk dunia kesehatan di Sumbar," ucap Nasrul Abit.
Kasus kanker yang berhubungan dengan THT, Kepala dan Leher (kanker Nasofaring di Indonesia prevalensinya masih 6,2 per 100.000 jumlah penduduk. Dibandingkan dengan kanker lainnya, masyarakat masih sulit mengenal dan minimnya informasi mengakibatkan pasien terlambat memeriksakan diri ke dokter, sehingga pasien datang terlambat dengan kondisi sudah pada stadium lanjut.
"Untuk itu perlu sosialisasi pada masyarakat terhadap penyakit ini, sehingga banyak masyarakat terbantu dengan mengetahui gejala penyakit tersebut," kata Wagub Sumbar.
Sementara Ketua PERHATI-KL Indonesia dr. Soekirman Soekin, SpTHT-KL (K) mengatakan, bahwa dengan Kongres Nasional ini kami harapkan dapat membantu peningkatan kompetensi dokter-dokter THT di seluruh Indonesia, ataupun ajang pembuktian dokter-dokter THT yang punya kemampuan sebagai pembicara atau pembimbing. Semoga kita semua mendapat manfaat yang berguna dari KONAS PERHATI-KL ke XVIII ini, bagi kelangsungan dan kesinambungan pelayanan kita terhadap masyarakat.
Dengan terselenggaranya KONAS PERHATI-KL ke XVIII ini peserta dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher dan bisa meningkatkan kemampuan dan menyusun strategi dalam menghadapi perubahan kebijakan pemerintah serta menghadapi pengaruh arus global.
"Dan yang terpenting KONAS diharapkan akan menjadi ajang silaturahmi antar sesama anggota PERHATl-KL," ungkap Soekirman.
PERHATl-KL merupakan salah satu acara rutin yang diadakan oleh Departemen Ilmu Kesehatan THTKL setiap tahunnya, kali ini bertema "Strategi dan Inovasi Dalam Meningkatkan Profesionalisme dan Kompetensi Dokter Spesialis THT-KL" yang dilaksanakan selama tiga hari, yakni tanggal 24 - 26 Oktober 2019.
Dengan dihadiri oleh Ketua Kolegium THTKL Indonesia Prof. Dr. dr. Bambang Hermani, Sp THT-KL (K), Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan dr. Edduwar Idul Riyqdi, SpKJ, Rektor Unand Prof. Tafdil Husni, SE, MBA, Direktur RSUP M. Jamil dan para dokter spesialis THT-KL se Indonesia. (Nov)
Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam pembukaan Kongres Nasional (KONAS) Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) ke-XVIII di Hotel Grand Inna Padang, Kamis (24/10/2019).
Menurut Wagub Sumbar, untuk membangun kesehatan di Sumbar perlu dilakukan akslerasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam mendukung penguatan pelayanan kesehatan di Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).
"Melalui KONAS ke XVIII ini, saya berharap PERHATI-KL dapat benar-benar dirasa manfaat keberadaannya oleh anggota dan masyarakat dengan berkontribusi nyata untuk dunia kesehatan di Sumbar," ucap Nasrul Abit.
Kasus kanker yang berhubungan dengan THT, Kepala dan Leher (kanker Nasofaring di Indonesia prevalensinya masih 6,2 per 100.000 jumlah penduduk. Dibandingkan dengan kanker lainnya, masyarakat masih sulit mengenal dan minimnya informasi mengakibatkan pasien terlambat memeriksakan diri ke dokter, sehingga pasien datang terlambat dengan kondisi sudah pada stadium lanjut.
"Untuk itu perlu sosialisasi pada masyarakat terhadap penyakit ini, sehingga banyak masyarakat terbantu dengan mengetahui gejala penyakit tersebut," kata Wagub Sumbar.
Sementara Ketua PERHATI-KL Indonesia dr. Soekirman Soekin, SpTHT-KL (K) mengatakan, bahwa dengan Kongres Nasional ini kami harapkan dapat membantu peningkatan kompetensi dokter-dokter THT di seluruh Indonesia, ataupun ajang pembuktian dokter-dokter THT yang punya kemampuan sebagai pembicara atau pembimbing. Semoga kita semua mendapat manfaat yang berguna dari KONAS PERHATI-KL ke XVIII ini, bagi kelangsungan dan kesinambungan pelayanan kita terhadap masyarakat.
Dengan terselenggaranya KONAS PERHATI-KL ke XVIII ini peserta dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher dan bisa meningkatkan kemampuan dan menyusun strategi dalam menghadapi perubahan kebijakan pemerintah serta menghadapi pengaruh arus global.
"Dan yang terpenting KONAS diharapkan akan menjadi ajang silaturahmi antar sesama anggota PERHATl-KL," ungkap Soekirman.
PERHATl-KL merupakan salah satu acara rutin yang diadakan oleh Departemen Ilmu Kesehatan THTKL setiap tahunnya, kali ini bertema "Strategi dan Inovasi Dalam Meningkatkan Profesionalisme dan Kompetensi Dokter Spesialis THT-KL" yang dilaksanakan selama tiga hari, yakni tanggal 24 - 26 Oktober 2019.
Dengan dihadiri oleh Ketua Kolegium THTKL Indonesia Prof. Dr. dr. Bambang Hermani, Sp THT-KL (K), Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan dr. Edduwar Idul Riyqdi, SpKJ, Rektor Unand Prof. Tafdil Husni, SE, MBA, Direktur RSUP M. Jamil dan para dokter spesialis THT-KL se Indonesia. (Nov)